Cara Menemukan Gap Penelitian ketika Menulis Artikel Ilmiah

Table of Contents

Beberapa bulan yang lalu saya mengirimkan naskah artikel ilmiah ke salah satu jurnal ilmiah SINTA 3. Saat saya menulis ini, artikel ilmiah saya masih direview dan sudah berproses dua kali revisi. Entah diterima atau tidak, yang penting lakukan saja prosesnya dengan benar. Di sela-sela menunggu kabar dari redaksi, saya mau cerita soal revisi kedua di tulisan ini. Komentar redaksi, dan itu menjadi PR saya adalah menemukan gap penelitian. 

Photo by Firmbee.com on Unsplash

Saya sudah mencantumkan gap penelitian di sana, namun menurut redaksi harus diperluas lagi ruang lingkupnya. Saya menurut saja. 

Kita bahas satu per satu saja, ya. Mulai dari gap penelitian hingga cara penulisannya. Ada baiknya Anda membaca terlebih dulu terkait dengan subjek dan objek penelitian. Biasanya letak penulisan gap penelitian ini berada di latar belakang atau pendahuluan dalam artikel ilmiah.

Apa itu Gap Penelitian? 

Gampangnya dan sederhananya, gap penelitian adalah kesenjangan antara subjek penelitian yang kita bahas dengan penelitian atau artikel yang sudah pernah diterbitkan. Kesenjangan tersebut bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya soal metodologi, kajian teori, temuan penelitian hingga tema penelitian. 

Hal yang perlu diingat bahwa salah satu tujuan artikel ilmiah adalah menemukan hasil yang baru. Orang-orang menyebutnya novelty; kebaruan.

Menemukan Gap Penelitian

Mudahnya, ada hal yang kita anggap sebagai "baik" atau hal yang "umum" lalu tiba-tiba muncul fenomena  yang tak lazim bahkan "buruk"

Itulah yang disebut dengan gap. Misalnya, selama ini tidak ada dan tidak ditemukan bunga mawar yang berwarna hitam, tiba-tiba kita tahu dan melihat bunga mawar yang warnanya hitam. Kehitaman bungan mawar itulah yang disebut dengan gap, yakni hal yang selama ini tak lazim ditemukan. 

Tentunya, ketika mengidentifikasi soal mawar hitam itu harus dengan teliti dan seksama, dan yang paling penting adalah memastikan bahwa itu adalah benar-benar bunga mawar. Bukan bunga yang lainnya. 

Kita mulai mencantumkan ciri-cirinya, ditemukan di lokasi seperti apa hingga lingkungan semacam apa kok bisa ditumbuhi oleh bunga mawar yang berwarna hitam. Upaya-upaya itulah yang kemudian menjadi rasionalisasi mengapa artikel yang sedang ditulis adalah penting, sebab ada masalah di sana. 

Cara Menulis Gap Penelitian

Saya rasa, ini adalah teknis saja dalam hal bagaimana cara menulis gap penelitian. Jika kita memahami apa yang ingin kita tulis dan menemukan masalah di dalamnya, tentunya kita mudah saja dalam menuliskannya. Ini adalah wilayah kreatifitas penulis dalam mencantumkan gap penelitian di sebuah artikel yang sedang ditulisnya. 

Namun, ada beberapa langkah yang bisa kita ikuti untuk memudahkan proses penulisan gap penelitian:

  1. Lakukan Tinjauan Literatur yang Mendalam: Mulailah dengan membaca sebanyak mungkin artikel dan penelitian yang relevan dengan topik Anda. Tinjauan literatur ini akan membantu Anda memahami tren penelitian terbaru, metodologi yang digunakan, serta temuan-temuan yang telah ada. Dari sinilah, Anda bisa mulai menemukan celah-celah yang belum dieksplorasi.

  2. Identifikasi Kesenjangan dalam Penelitian Sebelumnya: Ketika Anda membaca literatur, carilah bagian-bagian di mana peneliti lain menyebutkan keterbatasan penelitian mereka atau di mana Anda merasa ada pertanyaan yang belum terjawab. Ini bisa menjadi titik awal untuk mengidentifikasi gap penelitian.

  3. Pastikan Gap Penelitian Relevan dan Signifikan: Tidak semua gap penelitian layak diangkat. Pastikan gap yang Anda temukan memiliki relevansi dengan bidang studi Anda dan cukup signifikan untuk menarik perhatian pembaca serta redaksi jurnal.

  4. Jelaskan dengan Jelas dan Padat: Saat menulis gap penelitian, pastikan untuk menyampaikan masalah yang Anda identifikasi dengan jelas dan padat. Jelaskan mengapa gap tersebut penting untuk diteliti dan bagaimana penelitian Anda akan mengisinya.

  5. Kaitkan dengan Tujuan Penelitian: Akhirnya, pastikan bahwa gap penelitian yang Anda tulis berkaitan erat dengan tujuan penelitian Anda. Gap ini harus menjadi dasar dari seluruh penelitian Anda, dan tujuan penelitian Anda harus dirancang untuk mengisi gap tersebut.

Dengan langkah-langkah ini, menulis gap penelitian akan menjadi lebih sistematis dan jelas. Gap penelitian bukan hanya sekadar kesenjangan yang ditemukan, tetapi juga alasan utama mengapa penelitian Anda layak untuk diterbitkan.

Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment