Ads #1

Cara Mengutip Artikel dari Jurnal

Cara mengutip dari jurnal ilmiah online sebenarnya memiliki pola yang sama dengan cara mengutip artikel dari blog atau website. Hanya saja, banyak yang sering bertanya bagaimana sih cara mengutip dari jurnal online?

Hal yang harus digarisbawahi dulu, ya. Bahwa jurnal online itu artinya artikel ilmiah yang telah terbit di website yang berplatform OJS (open journal system). Jadi, jurnal online itu artinya jurnal ilmiah online.


mengutip artikel jurnal
mengutip artikel

Model Kutipan

Untuk lebih memudahkan pemahaman, terlebih dulu. Pahami bahwa model pengutipan/sitasi yang seperti apa yang dibutuhkan? Apakah model APA, Chicago, Turabian, atau yang lainnya? Apakah bentuknya footnote (catatan kaki) atau bodynote (catatan perut) Sebab, masing-masing dari perguruan tinggi atau kampus itu memiliki selingkung yang berbeda-beda. 

Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan sebab, sudah banyak sekali jurnal-jurnal ilmiah online yang sudah memasang fitur how to cite atau cara mengutip di masing-masing terbitannya. Misalnya di jurnal yang saya kelola yaitu Musala: Jurnal Pesantren dan Kebudayaan Islam Nusantara sudah memasang fitur tersebut pada tiap artikel.

gambar cara mengutip jurnal ilmiah

Hampir di setiap jurnal ilmiah berbasis OJS pasti mencantumkan fitur tersebut, jadi tak perlu bersusah payah. Anda tinggal memilih model pengutipannya lalu copas saja. Selesai. 

Masalahnya, bagaimana kalau artikel yang ingin kita kutip itu dalam bentuk buku? atau kita menemukannya dalam bentuk pdf? Kalau saya pribadi, biasaya akan menelusuri terlebih dulu secara online, jika terbitannya tidak terlampau jauh tahunnya, sering kali ketemu. Fungsinya ya agar memudahkan saja dalam pengutipannya. Saya memasukkannya ke database aplikasi Mendeley yang saya miliki. Sebab mengutip dengan bantuan aplikasi Mendeley bagi saya lebih praktis dan mudah

Oiya, cara di atas, maksudnya untuk pengutipan ketika Anda menuliskan di daftar pustaka. Bukan pengutipan di tengah-tengah tulisan, ya.

Oke deh, langsung saja begini cara mengutip artikel dari Jurnal. 

Cara Mengutip dari Jurnal

Saya memberikan contoh tiga subpembahasan, ya. Agar lebih mudah juga memahaminya. Di sini saya menggunakan metode atau gaya pengutipan (sitasi) APA, sesuai yang sering saya gunakan. Manfaat dari pengutipan ini sangat banyak, salah satunya dan hal yang sangat penting adalah menghindari plagiarisme. 

Ada dua cara yang paling penting untuk memahami pengutipan ini, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. 

Kutipan Langsung dan Tidak Langsung dari Jurnal Satu Penulis

Jika Anda mengutip artikel jurnal secara langsung artinya mengutip utuh sebagaimana yang tertulis di dalam artikel, tidak mengubah satu huruf bahkan tanda baca. Jadi, Anda mengutip apa adanya. Biasanya, aturan ini ada dua macam; 1) masuk di dalam paragraf, atau 2) membuat paragraf sendiri.

Jika kutipan langsung lebih dari lima baris, harus dipisahkan dengan paragraf, namun bila kutipan tidak lebih dari lima baris, masuk ke dalam paragraf yang tertulis . Misalnya saya mengambil abstrak dari Arip Purkon (2023) seperti ini;

Perdebatan tentang batasan aurat perempuan terus berlangsung sejak masa klasik sampai modern. Hal ini disebabkan karena masalah batasan aurat perempuan mempunyai implikasi pada masalah lain, seperti pemakaian cadar, suara perempuan dan pergaulan perempuan dengan laki-laki. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara detail batasan aurat perempuan dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif melalui studi pustaka. Penelitian dilakukan dengan menganalisis konsep dan batasan aurat perempuan menurut pendapat 4 mazhab, yaitu Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali. Selain itu juga mengkaji pendapat ulama kontemporer tentang aurat perempuan tersebut. Tulisan ini menyimpulkan bahwa dalam batasan aurat perempuan, ada yang hal-hal yang disepakati para ulama dan ada pula hal-hal dimana para ulama berbeda pendapat di dalamnya.

Arip Purkon. (2023). Batasan Aurat Perempuan Dalam Fikih Klasik Dan Kontemporer. Risalah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 9(3), 1046–1061. https://doi.org/10.31943/jurnal_risalah.v9i3.542

Dari tulisan di atas, jika kita mengutipnya secara langsung menjadi seperti ini; 

Arip Purkon (2023) menyimpulkan dalam artikelnya bahwa "... batasan aurat perempuan, ada hal-hal yang disepakati para ulama dan ada pula hal-hal dimana para ulama berbeda pendapat di dalamnya." 

Di atas adalah contoh kutipan langsung, pada kalimat terakhir saya tidak mengubah tanda baca dan huruf apalagi kalimat dari Arip Purkon. Sedangkan, contoh mengutip secara tidak langsung artinya kita menuliskan pendapat inti dari artikel yang ingin dikutip, misalnya seperti ini;

Studi yang dilakukan oleh Arip Purkon (2023) menyimpulkan bahwa adanya perbedaan pendapat dari ulama terkait dengan batasan aurat, meski ada juga hal-hal yang disepakati secara umum. 

Kutipan dari dua Penulis atau Lebih

Berikut ini saya kutipkan salah satu artikel yang terbit dengan dua penulis; 

KH. A. Wahab Chasbullah adalah salah satu tokoh Islam Indonesia yang hidup pada beberapa era sejarah perjalanan negara Indonesia, mulai era penjajahan kolonialisme, era kemerdekaan, era politik Orde Lama hingga era politik Orde Baru. Dalam setiap sejarah perjalanan politik berdirinya negara Indonesia, banyak ditemui ego kepentingan antar golongan bangsa Indonesia yang dapat memunculkan terjadinya konflik dan ketegangan sesama anak bangsa. Tulisan ini membahas pemikiran dan ide KH. A. Wahab Chasbullah yang berdasarkan pada norma agama Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Dengan metode deskriptif-analitik dan pendekatan ketokohan maqashid asy-syari’ah artikel ini menggambarkan model pemikiran KH. A. Wahab Chasbullah yang bercorak paham ahlus sunnah wal jama’ah dengan tradisi kajian keagamaan pesantren. Kontribusi pemikiran Islam KH. A. Wahab Chasbullah ini tercermin pada pemikirannya tentang cinta tanah air hubungan agama dan negara serta menghargai tradisi dan budaya lokal.

Machfudz, A. R., & Imawan, D. H. (2023). Kontribusi Pemikiran Islam KH. A. Wahab Chasbullah tentang Konsep Berbangsa dan Bernegara di Indonesia. Musala : Jurnal Pesantren Dan Kebudayaan Islam Nusantara, 2(2), 124–142. https://doi.org/10.37252/jpkin.v2i2.540

Dari contoh artikel di atas, jika menghendaki untuk disitasi dengan model pengutipan APA, cukup dengan menuliskan nama tanda titik (.) lalu spasi dan tahun terbitnya.

Contoh jika saya mengutip dari tulisan Machfudz dan Imawan di atas, menjadi seperti ini; 

Sejarah politik di Indonesia banyak menemukan ego kepentingan antargolongan bangsa yang bisa menimbulkan konflik sesama rakyat (Machfudz dkk. 2023). 

Cukup menuliskan singkatan dkk yang artinya dan kawan-kawan. Lalu tahun terbit. Begitu pula ketika penulisnya lebih dari dua, yang ditulis hanya penulis pertama lalu dkk saja. 

Begitu pula ketika cara pengutipannya itu menyebutkan nama penulis pada tulisan, cukup dengang tahun saja. Misalnya seperti ini;

Machfudz (2023) menggambarkan model pemikiran KH. Wahab Chasbullah memiliki corak paham Ahlussunnah waljamaah.

Tanpa menyebut dkk atau penulis keduanya. Cukup satu saja, namun nanti diperjelas pada penulisan daftar pustaka. 

Penutup

Sekian tutorial atau cara mengutip artikel dari jurnal. Kalau saya pribadi lebih praktis menggunakan aplikasi Mendeley untuk memudahkan sistem sitasi seperti ini, jadi tidak diribetkan dengan hal-hal teknis. Cukup dengan insert saja sudah beres, dan pasti benarnya. Tutorial semacam ini dibutuhkan tidak hanya mahasiswa saja, tetapi juga dosen.

Semoga bermanfaat.

Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

Post a Comment for "Cara Mengutip Artikel dari Jurnal"