Review Buku Berbahasa itu yang Penting Saling Memahamkan

Table of Contents
Iqbal Aji Daryono - harga 70.000 - penerbit diva press


Sebagai pengedar buku, satu hal yang saya lakukan adalah membacanya. Terutama penulis-penulis favorit yang sering saya baca karya-karyanya.

Salah satunya adalah karyanya Mas Iqbal Aji Daryono, buku paling anyar dengan judul Berbahasa Indonesia dengan logis dan gembira.

Itu adalah buku keduanya Mas Iqbal yang saya baca, lebih tepatnya yang saya beli setelah out of the lunch book.

Seperti biasanya, membaca tulisan IAD (bukan institut ahmad dahlan) selalu membuat saya tersenyum, bahkan tertawa sendiri karena terhibur.

Sebelumnya, saya kasih dulu sop-ilernya. Apa sih dan ngomogin apa sih buku ini?

Ya, sesuai dengan judulnya, buku ini merupakan otokritik bagi perkembangan Bahasa Indoenesia, kritikan tersebut mulai dari kesalahkaprahan masyarakat kita tentang penggunaan Bahasa Indonesia, kata-kata yang baku tapi wagu atau tidak populer di masyarakat, sampai pada idiom-idiom yang tak lagi relevan di era serba daring seperti ini.

Sebenarnya, buku ini adalah kumpulan tulisan IAD tentang bahasa Indonesia, sebagian sudah pernah tayang di media daring, tapi sebagian besar belum, setidaknya itu yang ia tulis di pengantar. Jumlah artikel yang dimuat di buku tersebut yakni 77.

Dari 77 artikel itu, jika saya kategorikan hanya ada dua hal, pertama kritik terhadap penggunaan bahasa Indonesia, kedua tentang saran, atau mungkin lebih tepatnya tawaran kepada pengguna Bahasa Indonesia.
Kedua hal tersebut untuk lebih jelasnya silahkan dibaca aja sendiri. Atau beli sekalian di sini. Hehehe
Puluhan judul yang membahas tentang bahsa Indoensia itu, salah satu judul yang bisa membuat saya terpingkal-pingkal adalah "Tidak ada kata makian dalam bahasa Indonesia"

Itu, menurut Ajib Rosyidi, yang dikutip oleh IAD, jadi kalau ada kata makian dalam bahasa Indonesia bisa dipastikan datang dari serapan-serapan bahasa daerah.

IAD menemukan kata makian di sebuah novel yang diterjemahkan dari "matane suwek" menjadi "matanya sobek"

Tentu ini akan mengubah penangkapan secara psikis, jadi pisuhan "matanya sobek" tidak sedahsyat matane suwek. Alih-alih merasa dimaki sebagai ungkapan kesal dan sebal, justru malah menjadi lucu dan tidak sangar blas.

Jadi tidak semuanya kata makian dari bahasa daerah tertentu itu ketika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia harus sama dengan kata aslinya. Misalnya
Mbahmu kiper, sikak, dengkulmu mlocot, ndasmu atos, kakeane, diantok i
Coba kita terjemahkan.

"Saya muak dengan omonganmu, kakekmu seorang kiper!" - Mbahmu kiper

"Bulu dubur! Mahasiswa demo RUU dikira ada yang menunggangi" - Sikak, bagi yang belum tahu sikak. Ini khas pisuhan daerah Kedu, Temanggung Wonosobo dan lainnya. Artinya bulu yang ada di sekitar dubur.

"Ingin kaya kok nggak mau kerja, lututmu mengelupas!" Coba deh baca lagi, pasti nggak sampai kan maknanya. Lututmu mengelupas tidak sebanding dengan esensi psikis dengkulmu mlocot. Haha

Ya begitulah berbahasa. Membaca buku ini tidak akan menjadikan anda menyesal. Asyik pokoknya.

Itu baru Jawa - Indonesia ya. Belum jawa - Arab misalnya matamu jadi ainuka, ndasmu jadi ra'suka, cangkemmu jadi fuka. dan lain sebagainya. Aneh pastinya. Ainuka adalah Bahasa Arab yang artinya matamu. Ain adalah mata, dan ka merupakan kata ganti kedua untuk laki-laki. Jadilah ainuka.

Jadi, berbahasa tidak hanya bermain kata, tetapi juga mengerti kondisi penutur kata, inilah yang disebut dalam pandangan saya (bukan menurut saya) membaca bukunya IAD sebagai berbahasa dengan logis dan gembira.

Istilah logis itu bisa memahamkan yang diajak komunikasi, dan gembira itu jangan terlalu mengikuti KBBI kalau memang kurang bisa membantu kita memahamkan orang lain.

Buku ini penting bagi saya, karenanya saya beli. Hahaha.

Saya kasih tahu aja alasannya barangkali ada yang mau beli di saya.

Pertama karena IAD memang salah satu penulis favorit saya, kedua sebab saya terjun di dunia yang setiap hari dituntut untuk membaca artikel dan makalah dari mahasiswa (hmmm. betul, yang kebanyakan salin-tempel itu), ketiga yaaa, karena saya juga sering menulis.

Terakhir, karena saya suka bahasa Indonesia.

Jadi, kalau kalian menggeluti dunia tulis menulis, bahkan menjadi pekerja teks komersial, baca buku ini!

Jika mau beli, silakan wasap wa.me/628562885074
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment