Widget HTML #1

Nasehat Ibnu Abbas tentang Komodifikasi Agama

Ibnu Abbas, seorang sahabat yang faqih sebab didoakan langsung oleh kanjeng Nabi Muhammad "Allahumma faqqihhu fid din" - Ya Allah berikanlah ia ilmu agama (yang banyak).

Saya menemukan nasihat menarik darinya di kitab ihya ulumudin karya Imam Al Ghazali.

"Kehinaan adalah milik mereka yang menuruti syahwat dunia dengan cara-cara relijius." Kutipan aslinya kalau tidak salah ingat As suflah alladzina ya'kuluna ad dunya bid din.

Bahasa sekarang paling enak dengan menyebutnya komodifikasi agama.

Komodifikasi merupakan istilah yang, kalau kita merujuk KBBI yakni perubahan fungsi suatu benda, jasa atau entitas lain yang umumnya tidak dipandang sebagai suatu produk komersial.

Artinya, jika komodifikasi disandingkan dengan kata agama berarti mempunyai makna pengalihfungsian agama dengan tujuan-tujuan tertentu yang keluar dari koridor agama.

Saya kira menggunakan agama untuk mencapai tujuan selain agama sangat banyak ragamnya, jika meruntut sejarah, kaum khawarij adalah contohnya. Mereka menggunakan dalil-dalil agama karena tidak sepakat dan tidak setuju dalam peristiwa tahkim antara sayyidina Ali dan Sayyidina Muawiyah.

Sehingga kaum khawarij menghukumi bahwa mereka berdua adalah kafir dengan menggunakan dalil Alquran "wa man lam yahkum bima anzala allah faulaika humul kafirun." - Barang siapa tidak menggunakan hukum Allah maka ia kafir.

Hari ini, kejadian serupa sudah terjadi. Peristiwa reuni 212 misalnya. Meskipun peserta reuni tidak mengakui adanya unsur politik di sana, semua orang tahu bahwa aktifitas tersebut bukanlah kegiatan agama, melainkan kegiatan politis.

Kenapa demikian, sebab sebagian besar peserta aksi adalah pendukung paslon nomor 2 dalam pilpres 2019 mendatang, yakni Prabowo-Sandi.

Apa dasarnya, silahkan cek sendiri di media masa online, dedengkot PKS dan Gerindra misalnya, selalu getol dalam menggaungkan aksi tersebut dengan cara-cara yang, u know what i mean...

Tidak perlu jauh-jauhlah ya...

Gini aja, sering kita temukan di sekitar kita, atau justru kita sendiri pelakunya, barangkali ada yang mengajar agama di musola, kampus, masjid, masyarakat dan lainnya, seringkali kita terjebak pada keinginan-keinginan duniawiyah, seperti ingin dipuji, ingin dianggap peduli dengan masyarakat, hingga ingin diberi gaji yang besar.

Ini juga termasuk menghinakan diri sendiri, sebab mengajar ngaji adalah hal yang mulia dan mempunyai orientasi akhirat. Namun, bila hal tersebut menjadi dasar untuk menggapai hal-hal duniawiyah. 
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

Post a Comment for "Nasehat Ibnu Abbas tentang Komodifikasi Agama"