Ads #1

Pertanyaan-Pertanyaan Sahabat Kepada Rasulullah Perihal Surga


Ada yang pernah (mimpi) ke surga? Tertarik surga? Atau kepingin ke surga? Halah, jangan bilang “Ibadahku bukan karena surga, tapi karena cinta kepada Allah semata.”

Baca Al-Qur’an, puasa dan salat sunnah aja malas-malasan dan tentu kalah rajin sama akhwat-akhwat itu kok sok nyufi gitu. Mbok biasa wae. Pingin surga! Betul Ya Allah saya pingin surga. Sampean ndak takut jika di akhirat diuji sama Allah? Misal seperti ini;

“Pingin surga ndak, Lik?” tanya Allah.

“Ibadahku karena engkau ya Allah, bukan karena ingin surga,” jawabnya.

“O, yasudah enteni sediluk (tunggu sebentar-red),” balas Allah.

Sampean pasti tingak-tinguk seperti kipas angin. Ingat ya, sebentar di akhirat itu seratus tahunnya di dunia. Allah bilang sendiri “Satu hari itu seperti seribu tahun” (al-Hajj; 47). Orang-orang sudah bahagia masuk surga, sampean masih tingak-tinguk aja di situ.

Persoalan surga ini memang rumit, Nabi menyabdakan tentang surga “Sesuatu yang tak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan tidak terbersit di kepala manusia (tentang deskripsinya).”

Jadi selama ini, informasi tentang surga yang paling valid dan akurat adalah penjelasan di dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Kalau ada ustad yang ngompor-ngomporin ke surga lewat jalan tikus alias dengan cara ngebom-ngebom itu, saya mohon hentikan dan tinggalkan ustad seperti itu. Ndak perlu orang pintar-pintar untuk mikir beginian, jika ustad itu tahu masuk surga dengan pasti melalui ngebom, niscaya dia duluan yang ngebom, bukan orang lain!

Ada yang bilang, bahwa gambaran surga di dalam Al-Quran dan Hadis itu sesuai dengan konteks arab pada saat itu, misalnya pisang (thalh) dan sungai yang mengalir. Iming-imingpisang ini kalau dibawa ke Indonesia tidak cocok, sebab di Indonesia pisang bertebaran di mana-mana, hingga jadi pisang goreng, pisang coklat, pisang roti, dan pisange wagiman. Begitu pula dengan sungai yang ada di mana-mana.

Saya tidak percaya kalau deskripsi itu menyesuaikan konteks budaya arab. Kenapa demikian? karena pisangnya surga kata nabi itu gedenya sak Onta, sungainya mengalir susu dan madu, dan khamr yang tidak memabukkan.

Ada pisang dan sungai yang sedemikian rupa?

Sahabat Nabi itu sifat dan bentuknya beraneka ragam, salah satunya ada yang iyig seperti orang-orang Badui. Berikut adalah beberapa pertanyaan tentang surga.

Pertama, “Nabi, besok di surga ada pasar tidak? Di dunia saya ini pedagang.”

Nabi terdiam, “Ada, kang. Kelak di surga ada pasar yang, jika engkau ke pasar itu dan pulang maka tubuh dan pakaian yang engkau kenakan akan bertambah wangi,” jawab Nabi.

“Ada sawah tidak, Njeng Nabi?,” yang lain bertanya.

Nabi tentu menjawab “Ada, dong.”

Saya masih heran aja, di surga jualan apa ya. Kan semua orang mendapatkan apa yang ia inginkan. Jika jual beli itu ingin untung dan banyak duitnya, tinggal minta aja duit gitu kan beres. Atau jual jasa? Jasa menjenguk pelaku teroris ke neraka misalnya. hehe

Kedua, “Kanjeng Nabi, di surga ada suara-suara seperti musik (sama’) ndak?. Saya itu suka mendengarkan musik, je,” tanya seorang lelaki.

“Woo ada. Demi Allah ada. Kelak Allah akan menyuruh pepohonan surga untuk mendendangkan suara-suara indah bagi hamba-hambanya yang dulu ketika di dunia sibuk berzikir. Keindahan suara itu tidak pernah didengarkan oleh manusia sebelumnya, yakni suara tasbih dan taqdis.”

Yang hari ini masih ngefans sama Rinso Harahap, Titik Vespa, Ikan Fauzi, Nella Kharisma, dan tentu Via Vallen, jangan khawatir kelak masih bisa nanggap mereka semuanya.

Ketiga, Sahabat Abdurrahman bin Sa’adah sangat menyukai kuda, ia bertanya kepada Rasul. “Kanjeng Nabi, di surga ada kuda kah?.”

Nabi menjawab “Ada, Allah akan memasukkan engkau ke surga dan kau akan mempunyai kuda yang terbuat dari batu mulia (yaqut), ia punya dua sayap dan akan mengantarkanmu kemanapun engkau mau.”

Kuda bersayap hari ini bernama Pegasus. Keren ya, kaya di film-film. Bedanya, kata nabi, satu langkah kuda surga ini sejauh sejarak mata memandang, jika kita sekarang di Jogja bisa melihat Gunung Merapi, kira-kira satu langkahnya ya Jogja-Magelang. Ini repot kalau tujuan kita cuma Bantul-Alun-alun kidul.

Ada lagi, kata nabi, kelak di surga kita bisa saling mengunjungi teman-teman kita, naik apa? Ya naik pegasus itu.

Disarikan dari kajian kitab ramadhan di pesantren An Nur Bantul. Kajian kitab “Ma Laa Ainun Raat” karya Sayyid Maliki Alhassani Makkah, muridnya Syaikh Muhamamd Yasin bin Isa Al-Fadani (Padang, Indonesia).
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

Post a Comment for "Pertanyaan-Pertanyaan Sahabat Kepada Rasulullah Perihal Surga"