Ads #1

Kadar Kebijaksanaan Nasrudin Hoja


Seorang filsuf dan moralis yang terkenal singgah di kota Ak Shehir tempat Nasruddin Hoja tinggal. Filsuf itu telah banyak mendengar tentang kebijaksanaan Nasruddin Hoja, ia bermaksud mengajaknya berdiskusi. Untuk itu ia mengundang Nasruddin Hoja makan di suatu restoran.

Setelah memesan makanan, mereka pun berdiskusi. Tak lama kemudian pelayan datang menghidangkan dua ekor ikan bakar. Salah satu ikan bakar itu memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari ikan lainnya. 

Tanpa ragu-ragu Nasruddin Hoja mengambil ikan yang terbesar. Sang filsuf mengernyitkan dahinya menatap Nasruddin Hoja dengan tatapan yang tak percaya. Kemudian Sang Filsuf mengatakan bahwa apa yang dilakukan Nasruddin adalah suatu hal yang hina dan egois dan bertentangan dengan prinsip-prinsip moral, etika dan kepercayaaan masyarakat pada umumnya. 

Nasruddin Hoja mendengarkan khotbah Sang Filsuf dengan sabarnya sampai Sang Filsuf kehabisan tenaga.

“Kalau begitu Tuan, seharusnya apa yang akan kau lakukan ?” tanya Nasruddin Hoja kemudian.

“Kalau saya, sebagai orang yang bijak. Saya tidak akan mementingkan diri sendiri dan tentunya akan mengambil ikan yang lebih kecil untuk diriku sendiri.” Kata Sang Filsuf.

“Silakan kalau begitu !” kata Nasruddin Hoja singkat, sambil menyodorkan ikan yang kecil pada Sang Filsuf.

Apa nilai yang terkandung pada cerita di atas?.

Saya harus berkali-kali untuk membacanya, setelah saya pikir-pikir, ternyata kebijaksanaan tidak perlu banyak dibicarakan, cukup lakukan saja, jika kita terlalu banyak bicara maka kita lalai dengan sesuatu yang nyata, yang berada di depan kita, pada saat itu juga.

Seharusnya tinggal dimakan saja sambil ngobrol ke sana dan ke sini. Daripada menyia-nyiakan makanan yang sudah disiapkan. 
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

Post a Comment for "Kadar Kebijaksanaan Nasrudin Hoja"