Sebab Nulis Kitab Ar-Risalah Imam Syafi'i Bisa Masuk Surga
Table of Contents
"Wahai Imam Syafi'i bagaimana Allah memberlakukan engkau di sini?"
"Allah menyayangiku, mengampuniku dan memberikanku tempat di surga seperti pengantin baru yang diiringi untuk duduk di singgasana" Jawab Imam Syafi'i.
"Masyaallah... Apa yang menyebabkan engkau diberlakukan seperti ini?"
"Di dalam kitab yang sudah kutulis berjudul Ar-Risalah, di sana aku menuliskan sebuah shalawat kepada Rasulullah" Kata Imam Syafi'i.
Muhammad bin Abdul Hakam penasaran tentang bagaimana bentuk shalawat tersebut. Lalu ia bertanya "Bagaimana shalawatnya, Wahai Imam Syafi'i?"
اللهم صل على سيدنا محمد عدد ما ذكرك الذاكرون وغفل عن ذكره الغافلون
"Ya Allah semoga shalawat tetap dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad; sebanyak entitas makhluk yang berzikir kepada-Mu dan sebanyak orang yang lupa bershawalat kepadanya"
Setelah bangun dari mimpi itu, Muhammad bin Abdul Hakam seketika kemudian mengambil kitab Ar-Risalah dan ternyata betul seperti itu shalawatnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafi'i pada mimpi yang ia alami.
![]() |
Sumber Gambar dari Pixabay |
Guru saya Gus Rumaizijat menambahkan bahwa redaksi shalawat dari Imam Syafii memang betul-betul dahsyat, sebab satu kali shalawat bisa dihitung sebanyak orang-orang yang berzikir kepada Allah (adada ma dzakaraka) dan sebanyak orang yang lupa bershalawat kepada Rasulullah (ghafal an dzikrihil ghafilun).
Memangnya yang berzikir kepada Allah lebih banyak daripada yang lupa bershalawat?
Jawabannya iya, betul. Sebab semua makhluk yang ada di langit dan di bumi berzikir kepada Allah, hanya saja manusia tidak tahu sesuai dengan ayat Wa la kin la tafqahuna tasbihahum. Sedangkan yang bersalawat kepada Rasulullah itu tidak lebih banyak daripada yang lupa.
Semoga kita diberi taufiq oleh Allah untuk senantiasa berzikir kepada-Nya sekaligus senantiasa bersalawat kepada Rasulullah.
Disarikan dari ngaji khataman kitab Khasyiyah Sanusiyah dilanjutkan dengan ijazahan sanad pada 23 Ramadhan 1441 di Pesantren An Nur Komplek Nurul Huda Bantul Yogyakarta.
Post a Comment