Ads #1

Upaya Menjaga Mushaf Kitab Karya Gus Baha "Hifdzuna Li Hadza al-Mushaf"

Salah satu kitab karya Gus Baha adalah tentang rasm. Saya mendapatkan kitab ini ketika ngaji bersama beliau di Bedukan Wonokromo. Seingat saya ketika beliau pulang dari haji dan memberikan beberapa kitab kepada para jemaah. Harganya 20.000 saja. Harga yang sangat murah sekali. Ngaji sore biasanya adalah kitab Hikam, namun pada saat itu diganti oleh beliau dengan mengkaji kitab ini.

Kitab karya Gus Baha ini setahu saya belum ada format pdf-nya. 


Judul : حفظنا لهذا المصحف
Penulis : Ahmad Bahaudin bin Nur Salim
Penerbit : UII-Press
Tahun : 2013
Tebal : 96 halaman

حفظنا لهذا المصحف لبهاء الدين بن نور سالم

Buku tentang penjelasan rasm usmani dilengkapi contoh dan penjelasan yang disadur dari buku al-Muqni’ karya Abu ‘Amr Usman bin Sa’id ad-Dani (w. 444 H). Ini adalah sebuah kitab ringkasan karya Gus Baha.

Buku tipis yang ditulis oleh KH. Ahmad Baha’uddin bin Nur Salim dari Narukan Kragan Rembang Jawa Tengah ini sangat bermanfaat bagi saya untuk mengetahui bagaimana memahami karakteristik penulisan al-Qur’an di dalam mushaf rasm usmani. Dan ini sekaligus menjadi alasan saya menulis resensi ini, semoga bisa memberikan manfaat bagi yang membaca.

Realitas hari bisa kita cross-ceck bersama di lapangan, bahwa banyak sekali para penghafal al-Qur’an namun tidak memiliki kemampuan yang "bagus" di dalam gramatika bahasa arab, dan banyak sekali yang mempunyai kemampuan gramatika bahasa arab yang luar biasa, namun tidak diberikan keutamaan hafal al-Qur’an. 

Belum lagi para mahasiswa yang mengambil studi al-Qur’an dan hadits, baik dari yang strata satu, magister, bahkan doktoral, tidak semua hafal al-Qur’an dan lagi berapa pengajar yang juga tidak hafal al-Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa menurut saya yang mempunyai “dua pedang” tersebut (baca: hafal dan menguasai gramatika arab) sangat sedikit sekali.

Gus Baha’ (begitu sapaan akrab pengarang buku di atas). Salah satu dari sedikit yang mempunyai dua pedang tersebut. Di dalam bukunya ia menjelaskan bahwa sebenarnya rasm usmani merupakan warisan yang harus dijaga, cara menjaganya tidak hanya dengan menghafalkan, tetapi juga diamati dengan teliti bagaimana cara penulisan dan karakteristik rasm usmani tersebut. 

Sebab mushaf usmani ini tidak ditulis dengan metode imla’ yang selalu sama di dalam al-Qur’an. Hal inilah yang mendasari alasan Gus Baha’ yang berpendapat bahwa bahasa itu riwayat, tidak hanya sekedar kaidah. 

Oleh karenaya banyak sekali penulisan-penulisan atau lafadz-lafadz yang benar secara kaidah i'lal, ketika tidak sesuai dengan bahasa Arab secara sama'i maka tidak bisa dikiyaskan.

Misalnya di dalam penulisan مالك (mim ditulis panjang dengan alif di antara mim dan lam) –ini menurut qira’at ‘Ashim riwayat dari Hafs– penulisan seperti ini benar dan diperbolehkan, namun ternyata penulisan seperti itu tidak menurut rasm usmani, sedangkan di dalam rasm usmani ditulis dengan ملك (mimnya dibaca pendek, ini menurut qiraatnya Qalun). 

Begitu pula dalam penulisan سُكارى dengan mengikuti wazan فُعالى namun di dalam rasm usmani ditulis سَكْرى ini mengakomodir qiraat Hamzah dan Kisa’i dengan mengikuti wazan فَعْلى 

Dari kedua contoh di atas mengenai perbedaan-perbedaan qiraat dan cara penulisan rasm usmani bisa ditarik hepotesisnya bahwa sangat urgen sekali untuk diketahui oleh pecinta al-Qur’an, sebab ternyata mushaf cetakan Indonesia banyak yang tidak mengikuti standar rasm usmani, meskipun hal seperti demikian tidak dilarang, bahkan diperbolehkan namun sekiranya apabila membaca beberapa macam mushaf dan menemukan penulisan yang asing, pembaca tidak kebingungan bagaimana bacanya.

Keistimewaan dari kitab karya Gus Baha ini yakni dilengkapi dengan tabel-tabel yang menjelaskan tulisan asli rasm usmani dan gaya penulisan yang kontemporer, jadi pembaca tidak perlu membaca dengan detail ulasan-ulasannya, cukup dengan memperhatikan tabel saja.

Hal ini sangat membantu juga di dalam mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang ada di dalam beberapa mushaf. 

Terakhir, kitab karya Gus Baha ini sangat membantu sekali di dalam meningkatkan perhatian para pecinta al-Qur’an, baik yang menghafalkan, maupun yang mengkaji. Hal ini juga bagian dari usaha beliau di dalam menjaga keotentikan rasm usmani yang tidak hanya dijaga secara hafalan, tetapi juga dengan penulisan. Semoga Allah selalu merahmati guru saya ini. 

Kitab karya Gus Baha ini tidak dicetak pdf. Unduh dan dengarkan rekaman ngaji Gus Baha bisa di sini.

Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

2 comments for "Upaya Menjaga Mushaf Kitab Karya Gus Baha "Hifdzuna Li Hadza al-Mushaf""

Comment Author Avatar
Comment Author Avatar
Maaf kitab ini tidak diperjualbelikan, dulu saya dapat ketika ngaji di Bantul ketika Gus Baha pulang dari Haji.