Ads #1

5 Tips Mengerjakan Skripsi dengan Bahagia

Dengan Bahagia? Wooowww.... 😂😂😂 Terdengar asyik dan tidak berat. Faktanya? Seberapa bahagia Anda ketika mengerjakan skripsi? Alih-alih bahagia, yang muncul justru stress, pusing, dan tentunya poheeeeeng... Inilah 3 tips mengerjakan skripsi dengan bahagia.

tips mengerjakan skripsi
qowim.net

Pengantar

Jika Anda tidak bahagia ketika mengerjakan skripsi, anda berada pada bacaan yang tepat. Namun, jika anda sudah merasa bahagia, silakan skip tulisan ini dan baca yang lain aja. 

Kenapa harus bahagia? Apa indikator bahagia? Kapan seseorang bisa meyakini bahwa dirinya sendiri sedang berbahagia? 

Oke, begini. 

Pertanyaan-pertanyaan di atas sangat rumit untuk menjelaskannya, milyaran tahun yang lalu orang-orang sudah gelisah tentang bahagia, mulai dari mendefinisikannya hingga mewujudkannya. Titik.

Meski demikian, kebahagiaan bisa terukur, ada indeksnya meskipun secara kasat mata dan fisik saja. Ya, karena dengan apa mengukur dunia ini jika bukan dengan hal-hal sifatnya fisika?  Ya kalau tidak bisa diukur tentunya BPS yang sudah menerbitkan buku Indeks Kebahagiaan Indonesia di tahun 2021 percuma saja dong? 

Minimal, nih minimalnya ketika anda mengerjakan skripsi memiliki amunisi yang banyak dan cepat untuk mereloadnya dengan cepat. 

Lantas apa indikatornya mengerjakan skripsi dengan bahagia? 

Mudah saja. Anda bisa menikmati proses dengan semangat tanpa merasa tertekan.

Tips Mengerjakan Skripsi 

Setelah saya pikir-pikir, ada formula baik yang selama ini saya lakukan ketika mengerjakan tugas akhir.  Eh, sebelumnya pastikan anda sudah mengajukan judul skripsi yang telah disetujui oleh DPA dan Kaprodi dulu, ya. 

Kesadaran Diri dengan Niat dan Tekad

Ini pertama yang paling utama; menyadari diri sendiri. Tekad dan niat yang kuat akan menentukan hasil akhirnya. Sebagaimana dawuhnya Ibnu Athaillah 

"yang bersinar di awal, bersinar pula akhirnya"

Artinya jika niatnya sudah bulat dan kuat, maka apapun rintangan yang mengadang dalam proses mengerjakan skripsi, maka itu adalah hal yang sangat biasa dan wajib dihadapi secara tanggung jawab. 

Anda sebaiknya menyadari bahwa mengerjakan skripsi adalah tanggung jawab karena sudah masuk ke perguruan tinggi. Tanggung jawab ini bisa menjadi api besar yang mengobarkan semangat Anda untuk segera menyelesaikannya. 

Tanggung jawab tersebut bisa kepada diri sendiri, orang tua, kerabat dan orang-orang yang sudah mengetahui Anda bahwa Anda sedang kuliah. 

Fokus pada Proses, bukan Tujuannya

Banyak yang ingin cepat lulus, cepat selesai mengerjakan skripsi, dan cepat-cepat yang lainnya. Sehingga fokus pada tujuannya, tanpa menjalani prosesnya dengan baik. 

Ini penting lo. 

Kalau anda hanya fokus pada tujuan selesai dan lulus, bisa jadi mengambil alternatif jalan pintas yang lebih cepat; beli skripsi, pakai jasa joki skripsi dan lain-lain. 

Jadi wadaw, kan? 

Oleh sebab itu, fokus saja pada proses yang semestinya dijalani, membaca, belajar, menulis, diskusi dengan teman dan pembimbing, dan lain-lain. 

Tiap bimbingan jadikan sebagai amunisi semangat saja dan anggap bahwa "ini adalah proses yang harus saya jalani" 

Dengan begitu anda jadi semakin yakin, bahwa mengerjakan skripsi ada batas waktunya dan tiap kata yang anda tulis di berkas skripsi maka kesempatan anda untuk lulus berkurang satu kata itu. 

Kata demi kata ditulis, hasil demi hasil dirangkai dan dianalisis, saya kira akan menjadi hal yang sangat meringankan Anda, daripada terlalu fokus lulus tapi usahanya nol besar. 

Betul, kan?

Membagi Waktu

Pepatah mengatakan "Waktu ibarat pedang, jika kau tak bisa menggunakannya maka ia yang akan berbalik menebasmu" 

Pepatah itu sudah lama sekali, mungkin ribuan tahun yang lalu. Dan, masih relevan hingga kapanpun. Masing-masing dari kita dan manusia di bumi ini memiliki waktu yang sama, yakni 24 jam sehari. Namun, apa yang membedakan kita dengan yang lain? 

Ya, pembagian waktu yang baik. 

Skripsi tak butuh dikerjakan satu hari dalam 24 jam. Jangan sampai Anda mengerjakan skripsi tapi lupa dengan teman, orang tua, olah raga, makan, tidur secukupnya dan... hal-hal sesepele mandi. Luangkan waktu 2-4 jam dalam 24 jam untuk skripsi setiap hari hingga selesai pada simpulan. 

Sisanya gunakan bersosialisasi, bertemu teman dan mengerjakan sesuatu sebagaimana biasanya.

Jangan Menunda

Menunda termasuk salah satu penyakit di era internet seperti ini. Ya, kita bisa menyalahkan media sosial, game yang mengasyikkan di smartphone, film series Korea yang sayang dilewatkan, dan lain-lain. Itu semacam obat penenang yang hanya meredam beberapa saat saja, setelah efeknya hilang, maka panik-panik bermunculan lagi. 

Belajarlah untuk konsisten.

Belajar konsisten dengan apa yang sedang kita kerjakan. Jika sekarang anda menunda mengerjakan skripsi, maka mau tidak mau suatu saat anda juga harus mengerjakannya. Daripada pusing di kemudian hari, ya lebih baik pusing hari ini saja. 

Wong sama-sama pusing, kan?

Dengan tidak menunda-nunda proses pengerjaan skripsi, anda juga bisa memberikan tenggat waktu atau target kapan skripsi ini harus selesai dengan tepat.

Memilih Circle Pertemanan yang Tepat

Teman memberikan pengaruh yang paling besar pada hidup kita, baik keburukan maupun kebaikan. Sialnya keburukan itu lebih cepat menular daripada kebaikannya. 

Maka tak asing kita dengarkan pepatah lama

Jika ingin tahu kepribadian seseorang, lihat saja siapa temannya

Tak heran bila dalam tembang tombo ati yang ono limo itu, salah satunya adalah wong kang solih kumpulono. Ya, kan?

Dalam konteks skripsian, juga demikian. Selama proses mengerjakan skripsi, pilihlah teman atau akrabilah teman yang memang sedang sama-sama mengerjakan skripsi, sehingga ketika kita sedang tak bersemangat, harapannya kita menjadi termotivasi oleh capaian teman-teman yang sudah selangkah bahkan beberapa langkah lebih maju dari Anda.

 Sebaliknya, jika anda berteman dengan orang-orang yang tidak sedang mengerjakan skripsi, maka hasilnya anda akan merasa lebih baik dari mereka. Hingga muncul "Santai saja lah, si itu aja masih belum apa-apa. Mending saya, kan?"

Atau ungkapan semacamnya. 

Biasanya, manusia kan memang menjadikan diri sebagai cerminan orang lain? Ya, ndak siih?

Perspektif Ibnu Athailllah dalam konteks tasawuf menjelaskan bahwa "Jangan berteman dengan orang yang lisan dan perilakunya tidak menuntunmu kepada Allah ta'ala" (Hikam 48)

Kita ubah sedikit ya 

Janganlah engkau berteman dengan orang yang lisan dan perilakunya tidak bisa menuntunmu kepada gerbang kelulusan di Kampus 

Penutup

Oke itulah 5 tips mengerjakan skripsi dengan bahagia, semoga ini bisa memberikan manfaat kepada mahasiswa yang berada di ambang kegalauan skripsi. Tak ada yang terlambat, hanya Anda belum memulainya saja. 

Jika anda sudah lulus dan punya tips sendiri, bisa dibagikan di kolom komentar, ya.

Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

Post a Comment for "5 Tips Mengerjakan Skripsi dengan Bahagia"