3 Tahun; Usia Pernikahan Yang Masih Balita
Ketika nulis ini, Yahya sudah 21 bulan. Berarti 3 bulan lagi ia harus disapih. Alhamdulillah, selamat ini ASI ibunya bagus dan semoga bisa 2 tahun penuh, sesuai dengan ideal waktu menyusui.
Jika mengingat-ingat semuanya, rasa-rasanya masih belum bisa menjadi bapak sekaligus suami yang baik bagi Yahya dan istri saya.
Pernikahan kami sudah 3 tahun, waktu yang cukup lumayan bagi saya. Tidak terasa betul. Tahu-tahu sudah seribu hari aja. Masih puluhan purnama, belum seribu. Hehe
Tentu banyaaaaak sekali hal-hal yang menyulitkan, menyedihkan, bahkan memusingkan. Tapi itu semua bagian dari gejolak mengarungi ombak di lautan hidup, meskipun dengan perahu seadanya dan nahkodanya belum begitu pengalaman, tapi kami bersyukur sekali.
Sebab sadar bahwa semua itu, bagi saya adalah jalan mendewasakan diri.
Tapiiii, tidak sedikit juga yang membahagiakan, menyenangkan, hingga merasa bahwa saya adalah laki-laki yang paling beruntung. Saya punya pekerjaan, bisa sewa rumah, usaha sampingan, istri yang perhatian, lingkungan yang mendukung untuk berbuat kebaikan, hingga Yahya yang sedikit demi sedikit mulai tumbuh.
Jika ingat yang begitu-begitu, rasanya selalu bersyukur.
Meskipun di usia keluarga yang masih balita ini, dengan pengalaman yang telah dialami, saya menjadi semakin mantap, bahwa selagi napas kita masih berhembus, maka masalah dan persoalan akan datang silih berganti, tugas saya hanya menyambutnya, menjamunya dengan baik, hingga ia bisa keluar dengan sendirinya.
Lalu ia akan meninggalkan jejak untuk mendewasakan diri dan emosional saya.
Alhamdulillah :)
Jika mengingat-ingat semuanya, rasa-rasanya masih belum bisa menjadi bapak sekaligus suami yang baik bagi Yahya dan istri saya.
Pernikahan kami sudah 3 tahun, waktu yang cukup lumayan bagi saya. Tidak terasa betul. Tahu-tahu sudah seribu hari aja. Masih puluhan purnama, belum seribu. Hehe
![]() |
Sumber Gambar Pixabay |
Sebab sadar bahwa semua itu, bagi saya adalah jalan mendewasakan diri.
Tapiiii, tidak sedikit juga yang membahagiakan, menyenangkan, hingga merasa bahwa saya adalah laki-laki yang paling beruntung. Saya punya pekerjaan, bisa sewa rumah, usaha sampingan, istri yang perhatian, lingkungan yang mendukung untuk berbuat kebaikan, hingga Yahya yang sedikit demi sedikit mulai tumbuh.
Jika ingat yang begitu-begitu, rasanya selalu bersyukur.
Meskipun di usia keluarga yang masih balita ini, dengan pengalaman yang telah dialami, saya menjadi semakin mantap, bahwa selagi napas kita masih berhembus, maka masalah dan persoalan akan datang silih berganti, tugas saya hanya menyambutnya, menjamunya dengan baik, hingga ia bisa keluar dengan sendirinya.
Lalu ia akan meninggalkan jejak untuk mendewasakan diri dan emosional saya.
Alhamdulillah :)
Post a Comment for "3 Tahun; Usia Pernikahan Yang Masih Balita"