Ads #1

Udahlah, Disabeti aja Kakinya Pake Belut


Yaaaa... Itu judul adalah penggalan kalimat dari teman-teman saya ketika tahu, di usia Yahya yang sudah 12 bulan, belum bisa berjalan. Kesana dan kemari hanya menggunakan lutut dan kedua tanggannya alias mbrangkang.

Memang, kebetulan anak-anak teman saya itu bisa berjalan di usia 11-12 bulan, bahkan ada yang 10 bulan sudah bisa berjalan.

Kata mereka, rahasianya adalah disabeti pake welut, alias belut. Ya, hewan air yang masih diragukan jenisnya, antara ular atau ikan hingga ada risalah yang ditulis khusus soal belut karya Syekh Muhammad Mukhtar bin Atharid al-Bughri al-Batawi al-Jawi. Judulnya As-Shawaiq al-Muhriqah li al-Awham al-Kadzibah fi Bayan Hal al-Balut wa ar-Raddu ala Man Harramah.

Kita tidak akan membahas soal kitab itu, tapi tentang apa relevansinya agar anak bisa cepat berjalan salah satu caranya disabeti dengan belut?

Sebelumnya, mungkin harus dijelaskan alasan, kenapa belut? bukan yang lain, misalnya ular sekalian.

Sesuai dengan informasi yang saya dapatkan, katanya itu adalah khazanah leluhur nenek moyang. Yang menjawab bukan hanya satu orang, beberapa orang bahkan sampai mertua saya.

Katanya, kalau kaki sang anak disabet belut itu geli-geli gimana gitu dan lihat belutnya berjalan kluget-kluget gitu, anaknya jadi geli ingin berlari.

Jadi, intinya untuk menstimulasi anak.

Apa tanggapan ibunya Yahya? Ya jelas. Berkali-kali membujuk saya untuk membeli belut dan disabetkan ke arah kakinya Yahya.

Istri saya sempat was-was di usia Yahya yang sudah 15 bulan kok masih enggan dan malas berjalan. Saya pikir karena memang berat badannya lebih dari 11 kg. jadi mungkin dia masih merasa berat.

Jawaban saya selalu "Anak itu beda-beda, biarin lah. Memang masih seneng mbrangkang, kok. Masa iya dikasih dua kaki lengkap sempurna gitu gak bisa jalan, kan aneh?"

Yaa kan maksudnya .... (*^&%^J@"":?>

Hari-hari berlalu, setiap berkunjung dan dikunjungi masih saja disarankan untuk nyabeti kaki Yahya dengan belut itu.

Pikir saya, belut lagi belut lagi. Hadeh...

"Yasudah, ayo dek. Beli belut. Bet bet bet terus disambel aja lumayan"

"Lhooo, Mas. Belutnya itu disabetke njuk dilepas di sungai kecil atau sawah. Nggak boleh dimakan" Sahut istri saya.

"Lah. Kok? Eman-eman cuma disabetke njuk malah diculke"

Nggak jadi lah prosesi nyabeti welut itu.

Di usia Yahya yang sudah 15 bulan, alhamdulillah sudah mulai belajar jalan.

Nah, kan. Pasti bisa. Secara fisik kakinya sehat. Biar saja. Sak senenge Yahya. Mau jalan kapan. Yang penting tugas orang tuanya sudah dipenuhi, memberikan stimulasi kepadanya untuk bermain dan bereksperimen.

Sehat dan salih ya, Nak.
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]