Hadiah Sakral Ulang Tahun: Kisah Inspiratif Dalam Tradisi Cina

Table of Contents

Alkisah, hari itu merupakan hari yang sangat spesial bagi seorang putri dari seorang guru yang bijak bestari. Hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ke 20.

Dalam tradisi Cina klasik, usia 20 tahun menandakan berakhirnya masa remaja dan memasuki awal kedewasaan. Sang guru bijak bestari tersebut memberi putrinya sebuah hadiah ulang tahun.

Gadis cantik tersebut sangat bahagia dan langsung bertanya, "Apakah ini Ayah?"

“Itu adalah hadiah ulang tahunmu, agar engkau dapat menemukan jati dirimu dan hakikat kehidupan”, jawab sang bijak bestari.

"Jangan kau buka sekarang; Bukalah nanti malam dalam kesendirianmu".

Gadis jelita ini mengikuti perintah ayahnya. Setelah melakukan meditasi, dalam keheningan malam di ruang kamarnya seorang diri, ia membuka hadiah ulang tahun yang diberikan oleh ayahnya. Ternyata ia mendapatkan 3 buah kotak kecil yang sangat indah yang harus dibuka satu persatu secara berurutan.

Ketika ia membuka kotak pertama, ia menemukan cermin yang sangat indah. Ia mengambil cermin tersebut dan melihat gambar dirinya sendiri terpantul dalam cermin. Tatkala ia tersenyum bahagia, gambar dirinya sedang tersenyum pula dalam cermin tersebut, yang memperlihatkan lesung pipinya. Tiba-tiba ia melihat sebuah tulisan kecil yang terpahat di salah satu ujung kaca cermin: The present you, Dirimu yang sekarang.

Sang putri mengangguk bahagia. Ia melihat kembali sekilas pantulan wajahnya yang cantik jelita di cermin yang tengah dipegangnya dan meletakkan kotak kecil pertama di sebelahnya.

Selanjutnya ia mencoba membuka kotak kecil kedua. Namun betapa terkejut dirinya sewaktu melihat isi kotak tersebut berisi tengkorak yang terbentuk dari bahan kristal.

Ia gelisah dan terbersit keheranan terhadap pemberian ayahnya. Mengapa ayah yang sangat bijaksana justru memberikan sebuah simbol tentang kematian tepat di hari kelahiranku? Terbersit secercah kesedihan sewaktu ia memikirkan bahwa satu waktu dirinya akan bertemu dengan kematian.

Si putri memperhatikan tengkorak kecil itu lebih dekat dan ia melihat sebuah tulisan kecil yang terukir di kening tengkorak: The future you, Dirimu yang akan datang. Ia mencoba menangkap maknanya, namun sulit di singkap dalam sekejap.

Di tengah-tengah kebingungannya, ia mengalihkan perhatiannya pada kotak kecil ketiga. “Apakah gerangan yang ada di dalamnya? Apakah terdapat sesuatu yang sangat indah seperti cermin pada kotak pertama? Ataukah justru berisi sesuatu yang amat menakutkan seperti tengkorak dalam kotak kedua?”, sang putri bertanya-tanya gelisah

Awalnya ia ragu untuk membukanya. Tapi karena dihantui perasaan penasaran dan merasa ingin tahu, ia memberanikan diri untuk membuka kotak kecil ketiga. Ternyata kotak tersebut berisi patung kecil, gambar seorang yang sedang duduk khusuk bermeditasi atau berzikir. Di tengah-tengah keremangan cahaya lampu kamar, patung tersebut tampak seolah-olah menerangi dirinya dengan sebuah sinar kehangatan. Ia merasakan sentuhan kedamaian ketika memperhatikan patung yang tengah bermeditasi tersebut.

Dia memperhatikan tulisan kecil yang sama dengan kotak pertama dan kedua yang berbunyi: The eternal you, Dirimu yang abadi.

Saat itu juga ia mengalami seberkas pencerahan merasuki pikirannya dan menyadari bahwa semua ini bukanlah hadiah ulang tahun biasa, no ordinary birthday present. Ada sebuah makna yang jauh lebih dalam pada tiga kotak tersebut yang baru saja ia cerna. Hadiah ulang tahun dari Sang bijak bestari yang sesungguhnya bukanlah bentuk-bentuk fisik semata, melainkan malampaui semua bentuk benda-benda fisikal semata.

Hadiah yang sesungguhnya adalah imbauan terhadap dirinya agar ia menemukan eksistensinya yang sejati.

***
Salin tempel dari status facebook Dr. Zaprulkhan
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment