Halim Ditinjau dari Berbagai Aspeknya
Kemungkinan besar, para perokok tidak
tahu bahwa Halim adalah salah satu merk rokok, sebab selama ini nama Halim
dieksploitasi dengan Bandara Internasional Jakarta; Halim Perdanakusuma, Wakil
Bupati mBantul; Abdul Halim Muslih, dan tentunya salah satu pulau besar di
Indonesia, yak betul Halimantan.
Kenapa Halim tidak familiar sebagai
merk rokok?. Jawabannya sederhana saja. sebab Halim itu rokok putihan, dan
kebetulan rokok putih di Indonesia itu tidak begitu diminati sebagaimana rokok
kretek, simak saja tulisan-tulisan tentang rokok putih dan rokok kretek.
Oleh karenanya, saya akan meninjau
rokok Halim dari berbagai aspek sebagai representasi rokok putih Indonesia.
Pertama, Aspek sosial. Biasanya,
penikmat rokok putih itu hanya ada dua karakter, pertama biar keren
sambil nyanyi lagunya GNR, sebab Slash konon penikmat rokok Marlboro yang ngerock
dan ngeroll itu. Kedua, rokoknya orang sibuk/kesusu, sebab ketika
disulet disedot, ditinggal ngobrol sebentar saja sudah tinggal filternya.
Akibatnya, tidak bisa untuk joinan. Biasanya supir-supir pribadi, bukan supir
truk atau bus.
Ini bahaya, sebab jika sedang
kongkow, temannya belum habis satu batang, ia sudah habis berbatang-batang
tuan belum datang, dalam hati resah menjerit bimbang.
Sampai di sini, rokok Halim sudah
jelas, rokoknya orang yang kesusu dan keminggris.
Kedua, aspek ekonomi. Secara
ekonomis, Halim hadir di tengah-tengah para perokok sebagai jalan alternatif
bagi para penikmat rokok putih yang konservatif-eksklusif.
Jika dibuat stratifikasi rokok putih,
Marlboro adalah penikmat rokok putih kasta paling tinggi, kemudian Lucky
Strike, disusul Kansas dan Country, yang paling terakhir adalah Pall Mall
hingga Halim.
Saya tidak mengada-ada.
Saya punya beberapa teman penikmat
rokok putih yang sungguh, keteguhannya dan kegigihannya itu hingga membuatnya
lalai, bahwa dalam persoalan agama saja tidak perlu fanatik, apalagi dalam
persoalan rokok?
Teman saya selalu membeli Halim
ketika kantongnya mirip dengan songkok nasional; tak ada apa-apa kecuali baunya.
Pokoknya putihan. Titik. Tegasnya. Mengingat harga rokok Halim dua kali lipat
dari Marlboro.
Ketiga, aspek teologis. Karena rokok
putih itu boros, cepat habis dan tergesa-gesa, maka penikmat rokok putih sulit
menikmati rokoknya dengan baik dan benar sesuai dengan anjuran Alquran (25:67)
“tidak boros dan tidak ngirit alias tengah-tengah” dan hadis; ,
dan al ajalatu minasy syayatin… kesusu itu termasuk perbuatan syetan.
Selain itu, ada sisi positifnya,
untuk menandingi Samsu dan Gudang Garam, lambang Halim tidak dengan bintang
sembilan atau dengan makna-makna filosofis tentang lima, justru Halim hadir
dengan bintang tiga. Apa artinya?
Manusia itu dituntut untuk menjalin
hubungan baik dengan tiga hal. Tuhan, sesama manusia dan alam. Itulah yang
namanya keseimbangan teologis.
Sudahlah. Saya capek untuk memikirkan
aspek apalagi. Tebak-tebakan aja yuk.
Halim halim apa yang air susunya penuh
berkah?
Halimatus Sa’diyah, seorang perempuan
yang menyusui Kanjeng Rasul Muhammad.
Halim, Halim apa yang disebutan di
dalam Alquran?
Haaa Liiim Aiiiinnn Shiiiiin Qaaaaaf…
Apa nama panjangnya Halim?
Haliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiim…
Posting Komentar untuk "Halim Ditinjau dari Berbagai Aspeknya "