Nabi Muhammad dan Sayyidina Ali dalam Persoalan Kurma
Wednesday, March 1, 2017
Add Comment

Maksudnya, saya disuruh hati-hati jangan
mengejek orang lain apalagi ulama, atau menjadikan bahan tertawaan.
Oke deh. Tak masalah. Saya terima. Dan
akhirnya demi menjaga stabilitas di beranda fesbuk saya, akhirnya saya hapus
konten tersebut. Dan selesailah sudah perkaranya. Hehehe...
Iya jujur saja, ngeshare foto tersebut karena
anggapan saya lucu, karena ternyata raja Arab yang bernama Salman itu ternyata
tidak ke Petamburan untuk sowan ke Habib Riziq yang didaulat menjadi imam besar
ulama Indonesia, dan lucunya lagi, Salman Raja Salman dengan Ahok yang,
dianggap menistakan agama Islam. Lucu gak sih?. Ah, kalau saya sih lucu banget.
Hahaha.
Meskipun ada ajaa orang yang mengira bahwa
foto salaman raja salman dan ahok itu hoax alias dobol tok. Ya wajar sih,
namanya juga orang kurang kerjaan, jadi ya kerjaannya cuma bisa kaya begitu.
Apalagi, ekspektasi
para alumnus/simpatisan 212 bahwa raja Salman akan mengunjungi imam besar Habib
itu, dan ahhh… ini cuma persoalan bisnis akhi. Soal uang. King Salman mah masa
bodo aja soal penista-penistaan agama di sini.
Namun, di sini saya cuma ingin membahas satu hal saja, bahwa pakdhe Jokowi kok pinter banget ya
mempermalukan orang dengan cara yang begitu halusnya. Hahaha.
Bahwa lagi, cara beragama yang baperan, atau terbawa
perasaan itu sangat tidak menyenangkan yang menyebabkan saraf di kepala kita
tegang. Masih ingat tidak sih Gus
Dur pasca dilengserkannya dari kursi presiden, beliau cuma pake celana kolor
keluar dari istana dan menemui para jamaahnya. Itu kan bagian dari kelucuan
yang harus kita tanggapi dengan santai dan tidak sepaneng.
Saya kok curiga ya,
mereka yang baperan itu ya karena ada unsur keberpihakannya. Lah buktinya, mana
sih suara mereka ketika KH. Said Aqil Siraj dituduh syiah-disesatkan,
Prof. Quraisy yang disyi’ahkan juga, dan
Buya Syafi’i yang pernah juga dikatain tua Bangka dll. Atau jangan-jangan mereka
punya standar sendiri dalam menilai ulama, atau Cuma dia orang saja yang
dianggap ulama. Naudzubillah malah su’udhon sih…
Di balik semua ini…
Dari kejadian ini kok
saya jadi ingat Sayyidina Ali yang ngajak bercanda Nabi. Suatu hari Nabi dan
sayyidina Ali sedang bertamu pada salah satu sahabatnya kemudian disuguhi
kurma.
Ali memakan kurma itu
dengan lahap, tapi biji kurmanya diletakkan di depan Nabi Muhammad. (mungkin
agar dikira bahwa yang makan banyak kurma itu bukan dirinya,melainkan nabi).
Nabi Muhammad tahu
akan hal tersebut, kemudian menanggapinya dengan “Wah, Ali kelihatan sekali
laparnya, makan kurma kok sekalian dengan biji-bijinya, saya aja gak doyan sama
biji kurma kok.”
Ali hanya bisa
senyam-senyum tak jelas.
Cerita ini diambil
dari ceramah Gus Baha pada suatu hari yang saya lupa sendiri kapan. Jika ada yang tahu dan pernah baca cerita ini di mana, harap kasih komentar di bawah ya...
0 Response to "Nabi Muhammad dan Sayyidina Ali dalam Persoalan Kurma "
Post a Comment