Ads #1

Menjebak Syetan


Syahdan, seorang saudagar kaya raya di era Abu Hanifah tengah menyembunyikan harta emas batangan di dalam tanah. Wajar sebab di zaman itu belum ada Bank, apalagi bank syar'iah, mengingat sekarang lagi tren yg syar'i syar'i, sampai mamang ojek saja ada ojek syar'i. Biar terkesan relijiyes. 

Setelah mengubur harta berharganya itu, selang beberapa bulan ia lupa di mana ia pernah mengubur hartanya tersebut. Ia sempat ke menggali di mana mana tapi hasilnya nihil.
Barulah ia sowan ke abu hanifah

"Mbah. Saya nyimpan harta di galian tapi lupa di mana tempat itu" Tanya saudagar tersebut.
"Ini bukan persoalan fiqh, kang." jawab Abu Hanifah
"Lalu bagaimana caranya biar saya ingat di mana harta saya itu?" Tanyanya lagi.
"Saya tahu caranya agar kamu ingat, nanti malam kamu sholat 10 raka'at." Jawab abu hanifah.


Malam harinya ia bangun dan shalat, dua rakaat selesai ia ingat di mana ia pernah mengubur emasnya itu. Ia berhenti dan segera menggalinya. Keesokan harinya ia sowan ke Abu Hanifah. 

"Mbah, belum sepuluh rakaat saya sudah ingat di mana emas-emas itu."
"Oh, setan berhasil masuk jebakan. Saya tahu jika setan itu suka menggoda manusia ketika shalat dengan cara mengingat-ingatkan harta yang dimiliki oleh orang yg sedang sholat. Nah termasuk emas yg kamu sembunyikan itu."


"Nek aku dadi setane, wegah ngenei ngerti." Kata Gus Baha.

Kesimpulan. Jika lupa sama dompet di mana, kunci-kunci, dan barangkali istri, maka shalatlah. Hahahaha...

Diolah dari Ngaji Gus Baha 25 Sept 2016
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

Post a Comment for "Menjebak Syetan "