Jika anda
ada yang mengikuti program sedekah menjamin kekayaan dan kesuksesan, atau
bisnis semacam investasi akhirat, yah barangkali sejenis bisnis baru dengan sedekah ekstrem, atau sejenis dengan janji-janji
pahala seperti orang yang orasi sambil “mabok” tentang bisnis MLM dengan
iming-iming kapal pesiar ibarat orang yang bermimpi di malam bolong. Saya mohon
untuk mempertimbangkan hal-hal berikut ini;
1. Hati-hati
dengan doa anda
Jika anda berdoa ingin kaya, sedangkan anda hari ini masih miskin,
maka kalau doa anda ingin terkabul, maka Tuhan harus memiskinkan orang terlebih
dahulu, atau orang-orang kaya di sekitar anda harus bangkrut, agar anda bisa
menggantikan posisinya. Seperti begini doanya “Ya, Tuhan. Miskinkanlah
orang-orang yang telah kaya, lalu limpahkan rejeki sebanyak-banyaknya
kepadaku.” Orang seperti ini tidak berani berdoa seperti Muhammad “Jadikanlah
hidup dan matiku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku di surga dengan
orang-orang miskin.”
2. Sama dengan
babi ngepet
Anda mau sukses dengan cara sedekah?. Babi ngepet pun demikian, ia
mengeluarkan mahar untuk bisa jadi babi ngepet, lalu pahalanya (baca; bonusnya)
adalah berkali-lipat dari apa yang anda sedekahkan. Iming-imingnya, sedekah itu
seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh batang, dan setiap batang
tumbuhlah seratus buah, dan itu bisa dilipat-lipatkan lagi. (sepertinya seumur
hidup ia hanya belajar al-Baqarah ayat 261). Bayangkan saja dengan uang seribu
rupiah, beranak pinak menjadi tujuh ribu, setiap seribu menjadi seratus ribu dikalikan
tujuh berarti menjadi tujuh ratus ribu. Itu kalau seribu menjadi tujuh ratus
ribu. Kalau seratus juta, dua ratus juta, tiga ratus juta, bahkan sampai satu
milyar. Berapa keuntungan yang diperoleh?. Wah, luar biasa. Kita bisa kaya
hanya dengan sedekah. Sedangkan Muhammad dulunya adalah penggembala kambing
kakeknya dan menjadi buruhnya Khadijah.
3. Tuhan itu
sibuk
Anda
pikir dengan cara sekedah bisa membuat kesuksesan dalam bisnis usaha anda, lalu
mati-matian sedekah dengan apapun yang dimiliki, dengan harapan agar tuhan
kasihan lalu memberikan rejekinya yang banyak, dan jika faktanya meleset
ternyata tuhan tidak memberikan sebanyak yang anda mau?. Mau protes sama siapa?
Sama Tuhan?. Atau sama orator yang mengompori sedekah itu?. Paling jawabannya
juga “yang sabar aja, ini ujian innallaha ma’a as-shabirin nanti
pahalanya ada di surga.” Sudah titik. Tidak diberi ganti rugi 20-30% atau dihutangi
lah minimal, sebagai ganti pahalanya belum –atau bahkan tidak– turun
dari langit. Tuhan itu sibuk, tidak cuma ngurusi pahala-pahala orang sedekah.
Dia juga nemenin makan para gelandangan, nemenin tidur para tuna wisma, dan
nemenin malemingguan orang galau sebab jomblo, bahkan sampai bantuin buat
skripsi para mahasiswa semester di ujung tanduk DO. Nah lho?. Lagian tidak
memberikan pahala pun Tuhan tetap Tuhan, ia tidak turun derajat jadi malaikat,
atau malah manusia lalu ikut-ikutan bersedekah dengan kalian. Lalu siapa yang
bakal mengabulkan doa kalau sudah begitu?.
Pikirkan
baik-baik. Jangan sampai setelah merasa sudah berbuat baik atau menyembahnya
katakanlah begitu, dan bahkan sedekah sampai seperti yang begitu itu, lalu anda
bilang “Tuhan, mana upah buat saya? Saya sudah menyembahmu lho hari ini.”
Post a Comment