Tuhan kok Diatur: 3 hal yang harus diperhatikan sebelum sedekah

Table of Contents
Sumber Ilustrasi

Jika anda ada yang mengikuti program sedekah menjamin kekayaan dan kesuksesan, atau bisnis semacam investasi akhirat, yah barangkali sejenis bisnis baru dengan sedekah ekstrem, atau sejenis dengan janji-janji pahala seperti orang yang orasi sambil “mabok” tentang bisnis MLM dengan iming-iming kapal pesiar ibarat orang yang bermimpi di malam bolong. Saya mohon untuk mempertimbangkan hal-hal berikut ini;

1.      Hati-hati dengan doa anda

Jika anda berdoa ingin kaya, sedangkan anda hari ini masih miskin, maka kalau doa anda ingin terkabul, maka Tuhan harus memiskinkan orang terlebih dahulu, atau orang-orang kaya di sekitar anda harus bangkrut, agar anda bisa menggantikan posisinya. Seperti begini doanya “Ya, Tuhan. Miskinkanlah orang-orang yang telah kaya, lalu limpahkan rejeki sebanyak-banyaknya kepadaku.” Orang seperti ini tidak berani berdoa seperti Muhammad “Jadikanlah hidup dan matiku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku di surga dengan orang-orang miskin.”


2.      Sama dengan babi ngepet

Anda mau sukses dengan cara sedekah?. Babi ngepet pun demikian, ia mengeluarkan mahar untuk bisa jadi babi ngepet, lalu pahalanya (baca; bonusnya) adalah berkali-lipat dari apa yang anda sedekahkan. Iming-imingnya, sedekah itu seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh batang, dan setiap batang tumbuhlah seratus buah, dan itu bisa dilipat-lipatkan lagi. (sepertinya seumur hidup ia hanya belajar al-Baqarah ayat 261). Bayangkan saja dengan uang seribu rupiah, beranak pinak menjadi tujuh ribu, setiap seribu menjadi seratus ribu dikalikan tujuh berarti menjadi tujuh ratus ribu. Itu kalau seribu menjadi tujuh ratus ribu. Kalau seratus juta, dua ratus juta, tiga ratus juta, bahkan sampai satu milyar. Berapa keuntungan yang diperoleh?. Wah, luar biasa. Kita bisa kaya hanya dengan sedekah. Sedangkan Muhammad dulunya adalah penggembala kambing kakeknya dan menjadi buruhnya Khadijah.

3.      Tuhan itu sibuk

Anda pikir dengan cara sekedah bisa membuat kesuksesan dalam bisnis usaha anda, lalu mati-matian sedekah dengan apapun yang dimiliki, dengan harapan agar tuhan kasihan lalu memberikan rejekinya yang banyak, dan jika faktanya meleset ternyata tuhan tidak memberikan sebanyak yang anda mau?. Mau protes sama siapa? Sama Tuhan?. Atau sama orator yang mengompori sedekah itu?. Paling jawabannya juga “yang sabar aja, ini ujian innallaha ma’a as-shabirin nanti pahalanya ada di surga.” Sudah titik. Tidak diberi ganti rugi 20-30% atau dihutangi lah minimal, sebagai ganti pahalanya belum –atau bahkan tidak– turun dari langit. Tuhan itu sibuk, tidak cuma ngurusi pahala-pahala orang sedekah. Dia juga nemenin makan para gelandangan, nemenin tidur para tuna wisma, dan nemenin malemingguan orang galau sebab jomblo, bahkan sampai bantuin buat skripsi para mahasiswa semester di ujung tanduk DO. Nah lho?. Lagian tidak memberikan pahala pun Tuhan tetap Tuhan, ia tidak turun derajat jadi malaikat, atau malah manusia lalu ikut-ikutan bersedekah dengan kalian. Lalu siapa yang bakal mengabulkan doa kalau sudah begitu?.

Pikirkan baik-baik. Jangan sampai setelah merasa sudah berbuat baik atau menyembahnya katakanlah begitu, dan bahkan sedekah sampai seperti yang begitu itu, lalu anda bilang “Tuhan, mana upah buat saya? Saya sudah menyembahmu lho hari ini.”
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment