Pokoknya Harus Menulis
Table of Contents
Entah, saya
merasa selalu ingin menulis, yah menulis apa sajalah, mulai artikel, cerpen,
puisi, tugas kuliah, esai, bahkan tulisan gak jelas seperti ini, di blog ini
yang, sudah lumayan lama tapi tulisannya gak jelas, asal muat aja, yang penting
ada tulisannya. Makanya, isinya tuh cuma tugas-tugas kuliah dulu waktu masih
semangat-semangatnya mbaca tentang pembaharuan, kenegaraan, politik lokal
nasional dan internasional, ah pokoknya gak jelas.
Kenapa gak
jelas?. Ya, karena sampai saat ini pun ternyata saya tidak pernah serius dalam
menulis. Cek saja arsip saya kalau sudi, saya aja males.
Tapi lama kelamaan
saya baru sadar, alasan kenapa saya tidak jelas menulis apa. Ternyata saya
tidak pernah serius membaca dan belajar. Dulu, saya sering membaca sastra dan
belajar tentang sastra sampai ikutan komunitas sastra, bahkan sampai membuat
komunitas sastra di lingkungan saya, dan yang paling parah adalah saya sempat
menulis novel dan selesai, dan terbit lewat nulis.com (tapi sebentar langsung
saya delete), dan karya-karya saya tentang sastra juga tidak dimuat di media
manapun setelah saya kirim, eh hanya satu ding yang pernah memuat karya saya,
buletin Jejak asuhan dari Mas Budi Setiawan, dan seterusnya.
Capek di
dunia sastra, saya hijrah genre ke pemikiran, kebanyakan ke sejarah dan
filsafat, lintas agama dan budaya lho ya, tapi perpindahan ini sebenarnya saya
masih nyolong-nyolong nulis tentang sastra dan membaca karya-karya sastra dari
tetralogi Pram, Ahmad Tohari, Mangunwijaya, Linus Suryadi, juga puisi-puisi Agus
Noor, Sapardi, Budi Setyawan, Afrizal Malna, juga mengikuti cerpen-cerpen
Kompas Minggu.
Sekarang,
saya sedikit tahu soal banyak hal, alias setengah-setengah tentang sastra,
sejarah, filsafat dan berbagai pemikiran Islam Kontemporer.
Apalagi
ketika saya kuliah ambil jurusan filsafat, pengetahuan saya ternyata tidak ada
apa-apanya selama ini. Masih jauh, jauuuuhhh bingit untuk mencapai tingkatan
tahu.
Terkadang
juga iri dengan teman-teman yang banyak tahu tentang sedikit hal, misalnya dia
soal pemikiran Karl Marx, dia tahu mulai A sampai Z. saya sih tahunya dia itu sosialis-kuminis-atheis
dan revolusi revolusi dan revolusi.
Terus output
maksud dan tujuan dari tulisan ini apa?. Ah sudahlah, mungkin saya lelah. Intinya
dalam seminggu saya mau nulis satu esai, satu tentang Ngobrol Santai, satu
resensi buku atau film, dan satu lagi hemm tentang… dia, iya dia, dia yang
entah siapa di mana.
Post a Comment