Menjadi Tempat Sampah
Table of Contents
Barangkali
sekarang kita sulit mencari kejujuran, sekalipun kita temukan terkadang kita
sulit menerima kebenaran, sekalipun kita menerimanya terkadang tidak
selapang-lapangnya hingga kita melaksanakannya.
Hidup kita
penuh dengan kemunafikan, pekerjaan yang memperbudak pikiran dan tenaga kita,
kesibukan yang melulu syahwat perut dan kelamin, pengetahuan yang hanya
menunjang untuk menutupi kebodohan kita yang sesungguhnya, bahkan agama pun
sering dijadikan transaksional tentang balasan kenikmatan surga dan bidadari.
Meskipun demikian,
bukan berarti hidup kita tidak berarti atau bahkan sama sekali tidak berguna
bagi orang lain.
Hal-hal
remeh dan kecil, yang selama ini tidak pernah terbersitpun di kepalaku yakni
tentang keberadaan tempat sampah, sebagai tempat sampah ia tidak pernah menolak
segala sampah yang dijejalkan ke dalamnya, bahkan ketika penuh sekalipun
sampah-sampah itu terpaksa dikumpulkan di sekitarnya.
Aku tidak
sedang berceramah atau berkhotbah.
Tidak ada
buruknya menjadi tempat sampah, tempat bagi segala keluh kesah bahkan ejekan
yang diperuntukkan untuk kita, baik patut atau tidaknya ejekan itu. Toh sampah
tidak selamanya berada di tempat sampah, semua kembali ke tempat pembuangan
akhir, kan?. lagi pula tidak semua sampah tidak bisa didaur ulang.
Post a Comment