kaupun masih ingat kenangan kita
Table of Contents
saat itu aku belum sembuh dari derita keinginan
dan memang penyakit lamaku saat itu adalah keinginan
ketika itu pagi-pagi benar aku sudah bertengger di depan
sambil bersandar pada kusen pintu
"ah, aku kepengin mainan kapal-kapalan"
begitu aku berkata sambil pura-pura merengek
dengan tenang kau pun menghampiriku dan menjawab
"nanti, nak. kalau waktu sudah sore, toko belum buka"
saat itu aku belum pernah mengerti tentang keprihatinan
yang kutahu hanya
kesedihan itu ketika tidak mendapatkan apa yang kuinginkan
aku pun belum pernah tahu apa itu ketenangan
yang kutahu hanya kesenangan
adalah mendapatkan apa yang kuinginkan
dan saat ini, bah
saat aku sudah bisa berbicara ya dan tidak
dan memilih ini atau itu
kau pun sering menirukan sikapku ketika saat itu
"ah, aku kepengin mainan kapal-kapalan"
suaramu dengan bergaya merengek persis seperti aku dulu
dan aku tidak bisa berbuat apa-apa
melainkan hanya tertawa malu
sambil berbicara tak jelas
aku kaget sekali
saat kau tiba-tiba menangis sambil memeluk kepalaku
"aku masih sulit percaya kau sudah sebegini dewasa" katamu
"namun aku merasa masih kecil ketika denganmu, bah" jawabku
dan menangis pula di dadamu sambil terduduk
abah, kau pun masih ingat kenangan kita
dan sekarang, apa yang telah kau berikan kepadaku
sewaktu masih kecil dulu
kuberikan kepada anak kecil yang ada di sekitarku
dongengan, perlakuan, kasih sayang, dan cinta
karena aku jauh darimu, abah
dan entah kenapa sekarang aku bisa jauh darimu
bertahun-tahun aku hidup tanpa candamu tiap hari
melainkan sesekali dalam 3, 4, 5 bahkan 6 bulan
dan kenapa kau juga tak pernah menyuruhku pulang
melainkan ibu. kata ibu, sesekali kau menangis ketika merindukanku
namun, saat kita bertemu, bah. air matamu tak pernah keluar
begitukah caramu untuk mengajariku dewasa?
abah, ternyata kaupun masih ingat kenangan kita
12 Juli 2012
dan memang penyakit lamaku saat itu adalah keinginan
ketika itu pagi-pagi benar aku sudah bertengger di depan
sambil bersandar pada kusen pintu
"ah, aku kepengin mainan kapal-kapalan"
begitu aku berkata sambil pura-pura merengek
dengan tenang kau pun menghampiriku dan menjawab
"nanti, nak. kalau waktu sudah sore, toko belum buka"
saat itu aku belum pernah mengerti tentang keprihatinan
yang kutahu hanya
kesedihan itu ketika tidak mendapatkan apa yang kuinginkan
aku pun belum pernah tahu apa itu ketenangan
yang kutahu hanya kesenangan
adalah mendapatkan apa yang kuinginkan
dan saat ini, bah
saat aku sudah bisa berbicara ya dan tidak
dan memilih ini atau itu
kau pun sering menirukan sikapku ketika saat itu
"ah, aku kepengin mainan kapal-kapalan"
suaramu dengan bergaya merengek persis seperti aku dulu
dan aku tidak bisa berbuat apa-apa
melainkan hanya tertawa malu
sambil berbicara tak jelas
aku kaget sekali
saat kau tiba-tiba menangis sambil memeluk kepalaku
"aku masih sulit percaya kau sudah sebegini dewasa" katamu
"namun aku merasa masih kecil ketika denganmu, bah" jawabku
dan menangis pula di dadamu sambil terduduk
abah, kau pun masih ingat kenangan kita
dan sekarang, apa yang telah kau berikan kepadaku
sewaktu masih kecil dulu
kuberikan kepada anak kecil yang ada di sekitarku
dongengan, perlakuan, kasih sayang, dan cinta
karena aku jauh darimu, abah
dan entah kenapa sekarang aku bisa jauh darimu
bertahun-tahun aku hidup tanpa candamu tiap hari
melainkan sesekali dalam 3, 4, 5 bahkan 6 bulan
dan kenapa kau juga tak pernah menyuruhku pulang
melainkan ibu. kata ibu, sesekali kau menangis ketika merindukanku
namun, saat kita bertemu, bah. air matamu tak pernah keluar
begitukah caramu untuk mengajariku dewasa?
abah, ternyata kaupun masih ingat kenangan kita
12 Juli 2012
Post a Comment