Sajak Sindoro
Table of Contents
kutapaki kaki sampai ujung puncak
menyusuri jejak yang pernah menapak
dua kaki rasanya kurang untuk melangkah
sungguh aku masih lugu dan latah
menjejak paku bumi sang maha indah
mengajariku untuk selalu merenung
seperti gunung
peb 2012
kami berjalan beriringan
selangkah demi selangkah
aku yang selama ini buta akan perjuangan
bersama kalian kudapati arti
dengan semangat dan kesabaran berbagi
alangkah percuma sampai puncak
tanpa perjuangan yang menjadi kerak
peb 2012
sindoro 3
kabut sunyi menjadi ilalang
gerimis dan angin kian garang
namun malam berjalan dengan tenang
sesekali anganku ragu
untuk mampu meredam nafsu
tiba-tiba pikiranku gersang
disusul hati yang tak bisa tenang
bukan sebab dingin yang menyerang
namun karena kesombongan yang lama kupendam
langkahku makin gamang
karena tak kunjung sadar
bahwa bukan kepuasan yang harusnya kucari
namun ketulusan budi untuk mensyukuri
peb 2012
sindoro 4
bedebum ketakutan demi ketakutan
tentang masa lalu yang kembali bercerita
ingin aku berteriak memuji namamu
namun gigil yang kurasa tak kuat mengangkat suara
lalu kususuri belantara rasa
dan engkau begitu dekat di sukma
hingga hangat yang kurasa di dada
meski kulitku terbungkus oleh ragu
untuk bisa menemuimu di penghujung asa
di sana
di puncak sindoro
peb 2012
sindoro 5
terduduk mendeku
bersandar dan belajar pada batu
dalam diam kutemui selaksa haru
tak pernah terpikir untuk mengadu
namun jiwa ini terlampau lemah lalu menggerutu
aku tak berkutik
ditiup dingin yang menggelitik
hingga berubah bagai api
membakar ketakutanku pada sepi
meski matahari enggan datang menyinari
kabut menutupi pandanganku
aku masih terududuk
meluruskan tulang yang mengencang
kuraba jemari
meraba wajahku
aku tak bisa meraba wajahku sendiri
aku tertimbun oleh kekosongan
belajar pada batu
pada diam kutemui perasaan yang tentu
tentang keabadian dan kekuasaanmu
peb 2012
salam hangat dari bandung