Ingin Sekali Kuraba Rimba di Rima Matamu

Table of Contents
kapan kau mengadukan peluhmu sendiri
sedang kau selalu menerima peluh dari anak dan istrimu
kau bukan macam malaikat yang tak punya hasrat
namun sekalipun tak pernah kau perlihatkan hasrat dan gelagat
kau ibarat anak sungai yang setia mengalirkan peluh-peluh anak dan istrimu
bahkan mengalirkan berak sekalipun
apalagi hanya seberapa sampah
tengah malam yang sering kau gelar
mewiridkan nama anak dan istrimu, serahasia itu
kucuran kasih dan cintamu ibarat air terjun yang sama sekali tak terjamah oleh siapapun
dan wiridmu selirih dan sesunyi angin saat tepat pukul tiga dini
sampai malaikatpun seolah tak mampu mendengar apa yang sedang kau wirid

(aku yang sedang terpekur dengan lidahku yang tak kunjung sembuh dari hasrat dan gelagat)

begitukah caramu merahasiakan itu?
tanpa peduli luka dan perihmu sendiri
di sanasini
yang aku juga tak mengerti

Lalu, benihbenih cinta dan kasih yang selalu kau tebar di pematang jiwaku
tibatiba laksana embun yang selalu ada di waktu subuh
dan dari embun itu anak dan istrimu mampu mengejamu di kehidupan ini
bagaimana kau bisa mengajarkan cinta dan kasih tanpa kata cinta dan kasih itu sendiri?
namun, isyarat yang kau canangkan di tiap sudut pandangku
membawaku pada sosokmu yang selalu tersenyum melihat anak dan istrimu

tibatiba aku ingin mengisap habis airmatamu yang
TAK PERNAH KAU PERLIHATKAN DI DEPANKU...

Abah, malam ini ingin sekali kuraba rimba di rima matamu
agar kelak kubisa mengamini doa-doa sempurna yang kau ajarkan dari masa lalu
karena masa lalu tidak lain adalah sepasang mata cinta dan kasih yang kau tebar di pematang kehidupanku. agar kelak bisa menghidupkanmu kembali di dunia yang sama sekali berbeda dengan hari ini. Semoga...

Kudus, 24 Okt 2011
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment