Ads #1

Hamsad Rangkuti

Lahir di Titikuning, Medan, 7 Mei 1943. Ia pernah menjadi pimpinan redaksi majalah Horison (1969), menjadi redaktur harian Patriot Medan (1963-1965), redaktur Sinar Masyarakat, Medan (1965), bekerja di Persatuan Produsen Film Indonesia (1966-1968), majalah sastra (1968). 

Novelnya, Ketika Lampu Berwarna Merah, mendapat hadiah Harapan Sayembara Penulisan Roman Dewan Kesenian Jakarta 1981 dan kemudian diterbitkan penerbit kompas. Kumpulan cerpennya Lukisan Perkawinan (1982), Cemara (1982), dan Sampah Bulan Desember (2000), kumpulan cerpennya Bibir dalam Pispot mendapat peenghargaan Khatuliswa Litery Awards.

Beberapa cerpennya diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan Jerman, antara lain dimuat dalam Voices in Southeast Asia Solidarity (1991), Beyond The Horizon, Short Stories From Contemporary Indonesia, Monash Asia Institute, Jurnal Rima, Review of Indonesia dan Malaysian Affairs, Universitas Sydney. Vol. 25, 1991.

Di samping itu, cerpen-cerpennya juga termuat dalam beberapa antologi cerita pendek, antara lain Cerpen-Cerpen Indonesia Mutakhir, editor; Suratman Markasan (1991), Derabat: Cerpen Pilihan “Kompas” 1999, Dua Tengkorak Kepala; Cerpen Pilihan Kompas 2000. Cerpennya yang lain, Surat dalam Tabung, Panggilan Rasul dan Rencong. Sedangkan novelnya yang lain, Kereta Pagi Jam 5.

Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: [email protected]

Post a Comment for "Hamsad Rangkuti"